Jumat, 04 September 2009

Wakatobi Menuju Pusat Unggulan Maritim


Kabupaten Wakatobi terletak di kepulauan jazirah Tenggara Pulau Sulawesi memiliki luas daratan 823 km persegi dan lautan diperkirakan sekitar 18.377,31 km persegi dengan kekayaan aneka ragam hayati laut itu menarik ilmuwan dan penanam modal Inggris. Bahkan, Bupati Wakatobi diundang ke gedung Parlemen Inggris Wesminster yang berada satu komplek dengan jam gadang di London, Big Ben, yang menjadi obyek wisata dan pinggir sungai Thames guna membahas perkembangan Wakatobi.

Bersama Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, Laode Ida, belum lama ini Bupati Wakatobi, Hugua, bertemu berbagai kalangan di Kerajaan Inggris yang ingin menjadikan pulau yang berbatasan dengan Laut Banda disebalah Timur dan Laut Flores di selatan sebagai pusat unggulan maritim.

Di Kantor Parlemen Inggris, Hugua dan Laode Ida bersama Ken Clark, mantan menteri keuangan Inggeris dua periode, Dr. George W. Bacceloni dari Yayasan Walllacea, Tony Whiten dari Bank Dunia, Washington serta Piotr Malinowski, Managing Director, Medicago, dan Tim Coles dari Operation Wallacea membicarakan nasib berbagai ragam hayati yang dimiliki Wakatobi.

Siapa yang tidak tertarik dengan Wakatobi yang memiliki potensi ekonomi dengan kekayaan dan keanekarakan hayatinya serta menjadi tempat segitiga terumbuh karang terbesar di dunia. The future of the world, demikian salah satu puji wisatawan Mike King yang berkunjung ke Wakatobi pada September 2008.

Dalam pembicaraan dengan dua lembaga penting di Inggris BioRegional Development Group dan Royal Geographical Sociaty, Ir Hugua mengatakan Ben Gill, anggota BioRegional Group tertarik membangun kerjasama dengan Kabupaten Wakatobi melalui program One Living Planet.

Program yang berorientasi pada pengendalian konsumsi terhadap energy yang mengeluarkan emisi CO2 yang tinggi menjadi konsumsi energy tanpa emisi (zero emission).

Bilamana masyarakat global masih berprilaku mengkonsumsi energy seperti saat ini maka dalam waktu singkat planet bumi tidak sangup menyediakan kebutuhan lagi bagi manusia, sehingga dibutuhkan planet lain untuk memenuhi kebutuhan energy manusia.

Konsep ini dikenal dengan istilah jejak kaki ekologi (ecological footprint) yang sangat tepat bila diterapkan di Kabupaten Wakatobi adalah seluruh wilayahyna masuk dalam kawasan konservasi, Taman Nasional Wakatobi.

Direktur Royal Geographical Society, Shane Winser, menyatakan minatnya bekerjasama dengan pemda Wakatobi untuk mendukung pembentukan Centre of Excellence dengan memberikan beasiswa untuk riset melalui program Young Scientist, khususnya bagi mahasiswa yang ingin melakukan penelitian di Wakatobi. Menurut kepala Bappeda Wakatobi Abdul Manan, Royal Geographical menyiapkan dana sebesar 2.000 Poundsterling atau sekitar Rp. 80.000.000 (delapan puluh juta rupiah).

Dukungan program juga diharapkan dikordinasikan langsung dengan kelompok-kelompok masyarakat. Untuk itu Bupati mendukung inisiatif pembentukan Yayasan Wakatobi oleh Steven Oliver dari Inggeris, Gie Shiauw dari Jerman dan Nuning dari Indonesia, ujar Abdul Manan. Yayasan yang berkedukan di London, dengan kantor cabang di Wakatobi ini akan mengkonsersi asset penting dunia yang terletak di pusat segitiga karang dunia, Wakatobi.

Kabupaten Wakatobi adalah salah satu Daerah Tingkat II di provinsi Sulawesi Tenggara, Indonesia yang dibentuk berdasarkan UU Nomor 29/2003 tanggal 18 Desember 2003 yang berpenduduk sekitar 10.000 orang.

Sementara itu, jumlah pulau yang ada di wilayah Wakatobi berjumlah 142 pulau dengan luas wilayah 1,4 juta hektar, sebanyak 118 ribu hektar di antaranya terumbuh karang yang berarti 97 persen wilayah Wakatobi terdiri dari laut dan terumbu karang sedangkan daratan hanya 13 persen.

Wakatobi memiliki sekitar 750 jenis terumbu karang dari total 850 jenis yang ada di dunia, dibandingkan dengan Laut Merah atau Karibia yang hanya memiliki 50 jenis, Indonesia khususnya di Wakatobi jauh lebih banyak.

Secara geografis, posisi Wakatobi berada di pusat segitiga karang dunia, yang memiliki beragam jenis terumbuh karang. "Bisa dikatakan Wakatobi menjadi pusat dari terumbu karang," ujar Hugua.

Hugua berkelakar bahwa dirinya dapat dikatakan sebagai bupati terumbu karang dan ikan-ikan karena lebih banyak terumbu karang dan ikan ketimbang populasi manusianya.

Wakatobi yang merupakan nama kawasan taman nasional yang ditetapkan pada tahun 1996, merupakan salah satu posisi prioritas tertinggi dari konservasi laut di Indonesia.

Kabupaten Wakatobi terletak di bagian selatan garis Katulistiwa bakal menjadi pusat keunggulan (centre of excellent) untuk industri kelautan yang terintergrasi dengan wisata bawah laut (integrated marine and under water tourism).

Dalam pertemuan Bupati Wakatobi dan investor Inggeris itu juga dibahas rencana dukungan pembangunan untuk pariwisata bawah laut (under water tourism), bisnis rumput laut, alih profesi nelayan ke arah yang lebih bermasa depan secara berkelanjutan bagi nelayan (sustainable alternative income for fishermen).

Menurut Ir Hugua, pembicaraan sudah sampai pada tingkat teknis yang ditindaklanjuti dalam bentuk proposal program terpadu dikaitkan dengan pengembangan centre of excellent untuk penelitian dan pendidikan keragaman biologi laut kerja sama dengan University of Essex, Inggris.

Hugua menyatakan sudah akan menyiapkan dukungan anggaran dalam tahun 2009 untuk memproduksi industri karaginan (tepung agar-agar). Program yang produk akan dipasarkan di Eropa ini diharapkan memberikan keuntungan nyata kepada para nelayan, sehingga bisa meningkatkan kesejahteraan hidup rakyat Wakatobi.

Laode Ida, sebagai wakil daerah dari Sulawesi Tenggara, menyatakan bahwa dirinya akan memberikan dukungan politik kuat di tingkat national maupun internasional sehingga program-program di Wakatobi itu bisa secepatnya terealisasikan.

Taman Nasional Wakatobi memiliki potensi sumberdaya alam laut yang bernilai tinggi baik jenis dan keunikannya, dengan panorama bawah laut yang menakjubkan. Secara umum perairan lautnya mempunyai konfigurasi dari mulai datar sampai melandai kearah laut, dan beberapa daerah perairan terdapat yang bertubir curam. Kedalaman airnya bervariasi, bagian terdalam mencapai 1.044 meter dengan dasar perairan sebagian besar berpasir dan berkarang.

Kekayaan jenis ikan yang dimiliki taman nasional ini sebanyak 93 jenis ikan konsumsi perdagangan dan ikan hias di antaranya argus bintik (Cephalopholus argus), takhasang (Naso unicornis), pogo-pogo (Balistoides viridescens), napoleon (Cheilinus undulatus), ikan merah (Lutjanus biguttatus), baronang (Siganus guttatus), Amphiprion melanopus, Chaetodon specullum, Chelmon rostratus, Heniochus acuminatus, Lutjanus monostigma, Caesio caerularea, dan lain-lain.

Selain itu terdapat beberapa jenis burung laut seperti angsa-batu coklat (Sula leucogaster plotus), cerek melayu (Charadrius peronii), raja udang erasia (Alcedo atthis); juga terdapat tiga jenis penyu yang sering mendarat di pulau-pulau yang ada di taman nasional yaitu penyu sisik (Eretmochelys imbricata), penyu tempayan (Caretta caretta), dan penyu lekang (Lepidochelys olivacea).

Masyarakat asli yang tinggal di sekitar taman nasional yaitu suku laut atau yang disebut suku Bajau. Menurut catatan Cina kuno dan para penjelajah Eropa, menyebutkan bahwa manusia berperahu adalah manusia yang mampu menjelajahi Kepulauan Merqui, Johor, Singapura, Sulawesi, dan Kepulauan Sulu. Dari keseluruhan manusia berperahu di Asia Tenggara yang masih mempunyai kebudayaan berperahu tradisional adalah suku Bajau. Melihat kehidupan mereka sehari-hari merupakan hal yang menarik dan unik, terutama penyelaman ke dasar laut tanpa peralatan untuk menombak ikan.

Pulau Hoga (Resort Kaledupa), Pulau Binongko (Resort Binongko) dan Resort Tamia merupakan lokasi yang menarik dikunjungi terutama untuk kegiatan menyelam, snorkeling, wisata bahari, berenang, berkemah, dan wisata budaya. Musim kunjungan terbaik adalah April-Juni dan Oktober-Desember setiap tahunnya.

Untuk mencapai lokasi bisa lewat Kendari ke Bau-bau dengan kapal cepat regular setiap hari dua kali dengan lama perjalanan lima jam atau setiap hari dengan kapal kayu selama 12 jam. Dari Bau-bau ke Lasalimu naik kendaraan roda empat selama dua jam, lalu naik kapal cepat Lasalimu-Wanci selama satu jam atau kapal kayu Lasalimu-Wanci selama 2,5 jam. Wanci merupakan pintu gerbang pertama memasuki kawasan Taman Nasional Wakatobi.

Pariwisata bahari adalah aktivitas wisata yang telah lama dikembangkan di Kepulauan Wakatobi. Keunggulan aset wisata ini, tak lain karena hamparan karang yang sangat luas di sepanjang perairan dengan topografi bawah laut yang kompleks seperti bentuk slope, flat, drop-off, atoll, dan underwater cave dengan biota laut yang beraneka ragam.

Selain memiliki potensi wisata bahari menakjubkan, Wakatobi juga memiliki potensi wisata budaya menjanjikan.
Adanya berbagai warisan sejarah kepurbakalaan serta eksistensi sosial dan budaya yang unik dan khas di tengah masyarakat, merupakan kekayaan budaya yang memiliki nilai daya tarik tersendiri, sebagai penunjang bagi pengembangan sektor pariwisata.

Peninggalan budaya masa lalu memberikan karakteristik dan kekayaan nilai-nilai budaya yang hingga saat ini dapat dilihat pada pola/tradisi kehidupan masyarakat Wakatobi yang lebih dikenal sebagai masyarakat kepulauan dan pesisir. Sehingga budaya masyarakat yang dimiliki lebih bersifat budaya pesisir (marine antropologis). Eksisting budaya inilah yang memberikan fenomena unik bagi pengembangan pariwisata yang berbasis pada nilai-nilai budaya

Tidak ada komentar: